Thursday, December 12, 2019

RESIGN

RESIGN adalah sebuah kata yang tak ingin saya dengar dan saya ucapkan, entah kenapa dalam dunia kerja rasanya kata itu tak asing lagi saya dengar. Setiap pertemuan pasti ada perpisahan, dan kata itu adalah perpisahan dalam dunia kerja. Banyak orang yang menginginkan kerja karena terbatasnya lowongan pekerjaan, dan kadang juga yang sudah bekerja ingin mendapatkan pekerjaan yang di impikannya. Entah kenapa akhir-akhir ini saya melakukan kata itu dan sering mendengar kata itu. Bagi saya setiap pekerjaan itu baik jika kita bekerja di tempat yang tidak ada riba dan pajak, kenapa? karena saya pernah di ceramahi oleh salah satu dosen saya bahwa memilih pekerjaan itu sangat penting, karena kita akan menghabiskan waktu kita dengan pekerjaan kita, dan jangan sampai saya memilih pekerjaan di Bank dan lembaga pajak katanya karena ada salah satu alasan yang sampai saat ini saya pegang. Hal itu mengubah pola pikir saya, karena pada saat itu saya akan tes pada salah satu bank BUMD ternama, namun setelah mendengar perkataan tersebut saya pun melakukan suatu cara yang membuat saya gagal pada seleksinya. Ya memang disengaja itu, dan teman-teman yang lain menganggapku bod*h karena menyia-nyiakan kesempatan berharga itu. Gejala setelah sidang dan diyudisium "Lulus" hal itu membuat saya berpikir kembali kenapa saya menyia-nyiakan kesempatan mendapatkan pekerjaan sebelum lulus kuliah, dan akhirnya saya berusaha untuk mendapatkan pekerjaan sebelum wisuda tentunya bekerja di tempat yang baik. Pada saat setelah sidang, salah satu dosen saya, yang merupakan pembimbing saya menawarkan saya untuk bekerja pada perusahaannya, dan saya pun tanpa pikir panjang lagi menerima tawaran tersebut. Setelah dua bulan saya bekerja di kantor dosen saya diselangi dengan mengajar di kampus ada kalanya saya berpikir untuk bekerja di tempat lain, karena saya ingin mendapatkan suasana kerja yang baru dan tipe pekerjaan yang baru karena juga jelas masa kerjanya, karena pada saat saya bekerja di kantor dosen saya itu tergantung projek, jadi jika sudah menyelesaikan projek itu ya saya tidak mengerjakan apa-apa atau saya harus mencari atau nunggu projek baru. Pada saat itu saya sebarlah lamaran-lamaran pekerjaan yang sedang membuka lowongan pekerjaan, karena pada saat itu saya sudah selesai menyelesaikan projek-projek dari kantor dosen saya, efek gabut juga saya dengan isengnya sebar lamaran kerja saya. Selepasnya saya pun ada beberapa panggilan kerja, yang mana ada dua entitas dan saya pun akhir nya memilih entitas itu karena lebih jelas jobdesknya. Pada saat itu saya pun mengatakan "resign" pada dosen saya, jujur kata itu adalah kata yang sangat saya benci ketika saya memasuki dunia kerja, terlebih lagi saya mengucapkannya pada dosen pembimbing saya sendiri itu rasanya pressure banget dalam diri saya, namun tanggapan dosen saya pun positif dan malah memberikan dukungan moral untuk saya terus berkembang di tempat kerja baru dan mendorong saya berusaha untuk mencapai cita-cita saya, sungguh hal itu tak pernah terbesit dalam pikiran saya, dan nyatanya dosen saya tidak merasa kecewa dengan keputusan saya, bahkan memberikan dukungan moral untuk diri saya kelak jika saya bisa mencapai cita-cita saya, saya tidak akan pernah melupakan jasa-jasa beliau yang begitu banyak terhadap saya terimakasih dosen sekaligus mentor terbaik saya, doa terbaik untuk beliau, semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan perlindunganNya kepada beliau. 

Saya pun kerja di tempat baru, tentunya lingkungan baru, orang-orang baru dan culture baru, jujur pada saat itu saya merasa canggung dan sangat pendiam karena tidak ada seorang pun yang saya kenal disana, dan alahasil setelah bekerja selama kurang lebih satu tahun 6 bulan saya tidak menemukan passion saya dalam pekerjaan tersebut telebih lagi waktu kerjanya sangat ekstrim pada season-season tertentu yang tak bisa saya jelaskan disini, dan pada akhirnya setelah selesai kontrak disana, saya memutuskan untuk "resign lagi" karena saya memang tidak menemukan passion saya di kerjaan tersebut. Memang aneh, disaat orang lain membutuhkan pekerjaan, saya malah membuat keputusan seperti ini. Namun, saya resign juga tidak berarti saya menganggur, jadi saya usahakan sebelum saya resign, saya harus mendapatkan pekerjaan baru di tempat lain tentunya sesuai dengan passion yang saya inginkan. Alhamdulillah sebulan sebelum saya resign, saya mendapatkan pekerjaan baru di tempat lain dan pekerjaan itu sesuai dengan passion saya, akhirnya saya mengajukan pernyataan resign pada atasan saya, dan atasan saya juga mengizinkan saya untuk mengejar passion saya, dan sebelum saya kerja efektif di tempat baru di team kami pun mengadakan perpisahan terlebih dahulu, ya bekerja disini merupakan pengalaman yang berharga bagi saya, karena rasa kekeluargaannya sangat kental dan membuat nyaman para pihak yang terlibat di dalamnya. Tak terasa waktu pun kian berjalan sebagai mana mestinya, saya bekerja di tempat baru dengan jobdesk yang berbeda, orang-orang yang berbeda, juga culture yang berbeda, jujur saja saya sangat senang bekerja disini karena saya menemukan passion saya dalam pekerjaan ini, dua bulan saya bekerja disini saya merasa akrab dengan rekan kerja yang lain. Namun, kata itu terdengar kembali iya kata "resign" itu tetapi bukan saya yang mengucapkannya melainkan rekan kerja saya, jujur saja saya merasa bahwa kata tersebut merupakan kata perpisahan bagi saya. Rasanya ingin sedih karena kita tak akan saling berdiskusi kembali, namun senang juga karena rekan kerja saya berhasil bekerja di tempat impiannya. Akan kah kata "itu" akan saya ucapkan kembali atau akan saya dengar kembali kita lihat saja ke depannya. Sebab, masing-masing orang memiliki jalan kehidupannya sendiri dan tidak ada kata terlambat dalam meraihnya semua akan diraih tepat pada waktunya karena setiap orang selalu ada jalan dalam meraih impiannya. Pastinya saya pun juga begitu, dalam prinsip saya lakukan yang terbaik dan jangan pernah menyerah dalam meraih impian, karena kehidupan ini akan memihak pada kita jika kita yakini dengan serius ada proses yang mesti kita lalui sebelumnya, nikmati saja prosesnya untuk hasilnya serahkan pada Yang Maha Kuasa saja tugas kita hanyalah ikhtiar dan evaluasi dalam setiap ikhtiar kita, karena proses pun tak akan pernah menghianati hasil. Teruslah berjuang, umur saya masih duapuluhdua masih banyak kesempatan baik yang harus saya coba, yang pastinya akan memberikan pembelajaran berarti dalam kehidupan. 

-NDN-